Kamis, 02 Juni 2016

Proposal Praktek Kerja Lapangan



JUDUL :  MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI DARA DI CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAAN KABUPATEN SEMARANG

LATAR BELAKANG
Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani yang sangat penting. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka permintaan akan produk hewani khususnya susu semakin meningkat tetapi hal ini tidak diimbangi dengan hasil produksi susu ternak yang kurang optimal. Untuk mendapatkan induk sapi perah dengan produksi optimal perlu dilakukan seleksi dan perawatan khusus sejak dini, terutama saat calon induk masih sapi dara atau sapi berumur 6 bulan sampai pertama kali melahirkan. Pemilihan sapi dara untuk dijadikan calon induk merupakan faktor penting untuk menentukan hasil produksi susu tersebut. Pemilihan bibit sapi dara dilihat dari  penampilan sapi dara tersebut harus baik, seperti tidak adanya cacat bawaan lahir, postur tubuh yang baik, memiliki pertumbuhan ambing yang baik.
                             Pemberian pakan pada bibit ternak sapi perah juga perlu diperhatikan agar tidak mengganggu hasil produksinya. Pakan yang diberikan umumnya dibedakan menjadi dua yaitu hijauan dan konsentrat. Pemberin konsentrat bertujuan untuk menambahkan nilai gizi pakan agar kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak dapat terpenuhi. Pemberian pakan yang baik dan benar membuat ternak sapi dara dapat dikawinkan sesuai dengan waktunya sehingga tidak dapat menimbulkan kerugian pada ternak.
 

TUJUAN
            Tujuan dari Praktek Kerja Lapang adalah :
·         Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan pada Capita Farm
·         Menambah pengetahuan serta memberikan informasi kepada peternak tentang manajemen pemberian pakan yang baik.
 

MANFAAT
            Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah agar mahasiswa menjadi lebih mengetahui dan lebih jelas mengenai manajemen pemberian pakan di Capita Farm, serta menambah pengetahuan tentang usaha peternakan sapi perah sehingga dapat mengaplikasikannya dikemudian hari.
 

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Sapi Perah Dara
            Sapi perah betina berumur empat bukan sanpai beranak pertama disebut dengan sapi dara. Menurut fase pertubuhannya sapi dara termasuk kelompok-kelompok sapi mud yabg laju pertumbuhannya terus berkembang, tetapi laju pertumbuhan tersebut bergantung pada cara pemeliharaan dan pemberian pakan (AAK, 2012). Seleksi sapi perah dara perlu diperhatikan karena pembesaran sapi perah dara untuk dapat dijadikan calon indukan ditujukan terhadap dua kepentingan yaitu sebagai pengganti indukan baru dan sebagai pengembangan usaha dengan cara menambag populasi induk (Nurdin, 2011).
Pemeliharaan sapi dara yang baik, birahi pertama sapi dara dapat terjadi pada umur 14-16 bulan. Birahi pertama lebih banyak ditentukan dari kondisi dan besar atau bentuk tubuh ternak dibandingkan dengan dewasa kelaminnya (Tutik dan Sutarto, 1996). Sapi FH atau keturunannya dapat beranak pertamma kali pada umur 24-30 bulan, apabila tata laksana, kualitas dan kuantitas pakan sapi dara terpenuhi (Sudono et al., 2003). Periode pemeliharaan dari sapi dara saat disapih ke beranak pertama kali secara alami dibagi kedalam dua tingkatan yaitu dari saat disapih ke perkawinan pertama kali dan saat perkawinan pertama  kali dan beranak, tujuan pemeliharaan sapi dara agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimum serta dewasa kelamin awal dengan menggunakan biaya seminimal mungkin (Williamson dan Payne, 1993).

2.2.      Pemberian Pakan
Pemberian pakan dengan  kualitas yang baik perlu diberikan pada ternak sapi dara, pada umumnya pakan dibedakan menjadi dua yaitu pakn hijauan dan pakan konsentrat atau pakan penguat (Tutik dan Sutarto, 1996). Pemberia pakan pada sapi dara yang dirawat secara intensif biasanya diberikan pakan hijauan dan pakan konsentrat seperti jagung giling, dedak halus, bungkil kelapa, ampas tahu dan tetes. Bahan pakan hijauan biasanya diberikan sebanyak kira-kira diberikan sebayak 10% dari bobot badan dan pakan konsentrat sebanyak 2-3 kg berat segar, dengan frekuensi pemberian hijauan 2-3 kali dan kosentrat 1-2 kali dalam sehari(AAK, 2012).
Pemberian pakan pada sapi dara terdiji dari hijauan dan konsentrat denga perbandingan 60 : 40 dan biasanya diberikan sebanyak dua kali perhari yaitu pada pagi dan sore hari (Nurdin, 2011). Komposisi ransum harian harus berimbang agar memperoleh manfaat gizi secara optimal dengan setiap kandungan nutrisi yang tepat yang disesuaikan dengan jenis ternak, umur dan tujuan produksi ternak tersebut (Akoso, 2000).

2.2.1.   Pakan Hijauan
Pakan hijauan merupakan semua tumbuhan yang dapat diberikan kepada ternak atau dimakan oleh ternak tanpa menimbulkan gangguan untuk hidup pokok, produksi maupun reproduksi ternak tersebut (Parakkasi, 1983). Pakan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan kepada ternak perah sebagai makanannya, sedangkan konsentrat hanya sebgaai bahan tambahan atau pakan penguat (Soedono, 1983). Hijauan merupakan sumber energi yang relatif murah dan mudah didapat, tetapi sapi perah belum mampu memenuhi kebutuhan pokok, produksi dan reproduksi dari hijauan saja sehingga perlu adanya tambahan pakan konsentrat atau pakan penguat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang (Siregar, 1995).






2.2.2.   Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat atau pakan penguat adalah pakan yang mengandung nutrisi tinggi dengan kadar serat yang rendah. Peranan pakan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 2000). Bahan pakan konsentrat biasaya berasal dari campuran bahan pakan biji-bijian, umbi-umbia dan konsentrat dengan protein tinggi berasal dari tanaman seperti ampas tahu dan sisa pembuatan minyak (Williamson dan Payne, 1983).
Penggunaan konsentrat atau pakan penguat diberikan lebih banyak dibandingkan dengan hijauan apabila pakan  hijauan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang kurang bagus seperti jerami (AAK, 2012). Konsetrat memiliki kadar serat kasar rendah, mudah dicerna dan kandungan protein relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan maupun rumput, dengan demikian makanan konsentrat berfungsu untuk menutup kekurangan dalam hijauan maupun rumput (Syarief dan Sumoprastowo, 1990).

2.3.      Kebutuhan Nutrisi Sapi Dara
            Dalam pemberian pakan hal yang perlu diperhatikan adalah mengetahui besar kebutuha nutrisi pakan sapi yang dibutuhkan dan mengetahui tingkat kualitas pakan yang akan diberikan kepada ternak sesuai dengan produksi ternak tersebut (Santosa, 2010). Untuk kebutuhan nutrisi sapi dara yang baru saja lepas sapih umur 3-6 bulan, paka starter (calf starter) mulai digantikan dengan formula pakan konsentrat dengan komposisi pakan protein kasar lebih dari 16% dan TDN lebih dari 70%. Pemberian pakan konsentrat dilakukan dengan cara bertahap dan dibatasi pengguanaanya maksimum 2 kg/ekor/hari dan untuk sapi dara umur 6 bulan keatas diberi pakan hijauan rumput 20 kg/hari/ekor yang mengandung 12% atau 13% protein kasar (Nurdin, 2011).
 

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi  pelaksanaan  Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah Capita Farm Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. PKL dilaksanakan mulai tanggal 18 Januari 2016 sampai 18 Februari 2016.
Materi
            Materi yang dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah sapi dara. Peralatan yang digunakan berupa pita ukur dan tali raffia untuk mengukur lingkar dada untuk mengetahui bobot badan, timbangan gantung untuk mennimbang pakan, ember untuk tempat konsentrat, mesin copper untuk pencacah rumput, dan alat tulis untuk mencatat.
Metode
Metode yang dilakukan adalah dengan ikut bekerja dan pengamatan secara langsung pada peternakan tersebut. Data yang diambil antara lain bahan pakan yang diberikan, jumlah pakan yang diberikan, frekuensi pemberian pakan dan konsumsi jumlah pakan ternak sapi perah dara. Konsumsi pakan dilakukan dengan cara jumlah pakan yamg diberikan dalam satu hari dikirangi sisa pakan dalam satu hari.
Kegiatan
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Persiapan
*
*


















Pelaksanaan


*
*
*
*














Pengolahan data






*
*
*
*
*
*








Penyusunanlaporan







*
*
*
*
*
*
*
*
*




Konsultasi
*
*
*






*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Ujian PKL



















*






















JADWAL KEGIATAN

 


DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. 2000. Kesehatan Sapi Panduan Bagi Petugas Teknis, Penyuluh, Mahasiswa dan Peternak. Kanisius, Yogyakarta.

Nurdin, E. 2011. Manajemen Sapi Perah. Graha Ilmu, Yogyakarta

Parakkasi, A. 1983. Ilmu Gizi Ternak Ruminansia Pedaging. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bohor, Bogor.

Santosa, U. 2010. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar Swadaya, Depok.

Sudono, A., R. F. Rosdianadan B. Setiawan. 2003. PetunjukPraktisBeternakSapiPerahSecaraIntensif. AgromediaPustaka, Jakarta.

Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo.1985.TernakPerah. CV. Yasaguna. Jakarta.

Tutik, N. S. dan Sutarto.1996. Beternak Sapi Perah. PT. Musi Perkasa Utama, Jakarta

Williamson, G. dan W. J. A. Payne.1993. PengantarPeternakan di Daerah Tropis.GadjahMada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkanoleh : S. G. N. DjiwaDarmadja).







































DAFTAR KUESIONER


1.         IdentitasPerusahaan

  1. Nama Perusahaan
  2. Alamat Perusahaan
  3. Nama Pemimpin Perusahaan
  4. Sejarah Perusahaan
  5. Nomor  izin usaha
  6. Struktur Organisasi Perusahaan
  7. Letak Perusahaan
  8. Luas Lahan
  9. Status Lahan
  10. Milik Sendiri
  11. Sewa
l.        Penggunaan Lahan
  1. Aset yang dimiliki
·                     Bangunan
·                     Rumah
·                     Kendaraan
·                     Mesin
  1. Lahan

2.         KondisiTernak
  1. Jenis / Bangsa sapi yang dipelihara
  2. Jumlah sapi yang dipelihara
    • Bunting
    • Laktasi
    • Pedet : Jantan            , Betina :
    • Dara
    • Pejantan
  1. Asal bibit ternak

3.         Pakan dan Minum
  1. Sumber pakan
  2. Jenis pakan yang diberikan
  3. Jumlah konsentrat yang diberikan per hari
  4. Jumlah hijauan yang diberikan  per hari
  5. Jumlah air minum yang diberikan
  6. Waktu pemberian pakan dan minum

5.         Sanitasi dan Penyakit

a.    Cara sanitasi
b.   Penyakit