JUDUL : MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI DARA
DI CAPITA FARM DESA SUMOGAWE KECAMATAN GETASAAN KABUPATEN SEMARANG

Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein hewani yang sangat penting. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, maka permintaan akan produk hewani khususnya susu semakin meningkat tetapi hal ini tidak diimbangi dengan hasil produksi susu ternak yang
kurang optimal. Untuk mendapatkan induk sapi perah dengan produksi optimal
perlu dilakukan seleksi dan perawatan khusus sejak dini, terutama saat calon
induk masih sapi dara atau sapi berumur 6 bulan sampai pertama kali melahirkan.
Pemilihan sapi dara untuk dijadikan calon induk merupakan faktor penting untuk
menentukan hasil produksi susu tersebut. Pemilihan bibit sapi dara dilihat
dari penampilan sapi dara tersebut harus
baik, seperti tidak adanya cacat bawaan lahir, postur tubuh yang baik, memiliki
pertumbuhan ambing yang baik.
Pemberian pakan pada bibit
ternak sapi perah juga perlu diperhatikan agar tidak mengganggu hasil
produksinya. Pakan yang diberikan umumnya dibedakan menjadi dua yaitu hijauan
dan konsentrat. Pemberin konsentrat bertujuan untuk menambahkan nilai gizi pakan
agar kebutuhan hidup pokok dan produksi ternak dapat terpenuhi. Pemberian pakan
yang baik dan benar membuat ternak sapi dara dapat dikawinkan sesuai dengan
waktunya sehingga tidak dapat menimbulkan kerugian pada ternak.

TUJUAN
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang adalah :
·
Untuk mengetahui manajemen pemberian pakan pada Capita Farm
·
Menambah pengetahuan serta memberikan informasi kepada peternak tentang manajemen pemberian pakan yang
baik.

MANFAAT
Manfaat dari praktek kerja lapang ini adalah
agar mahasiswa menjadi lebih mengetahui dan lebih jelas mengenai manajemen pemberian
pakan di Capita Farm, serta menambah pengetahuan tentang usaha peternakan sapi perah sehingga dapat mengaplikasikannya dikemudian hari.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sapi Perah Dara
Sapi perah betina berumur empat
bukan sanpai beranak pertama disebut dengan sapi dara. Menurut fase
pertubuhannya sapi dara termasuk kelompok-kelompok sapi mud yabg laju
pertumbuhannya terus berkembang, tetapi laju pertumbuhan tersebut bergantung
pada cara pemeliharaan dan pemberian pakan (AAK, 2012). Seleksi sapi perah dara
perlu diperhatikan karena pembesaran sapi perah dara untuk dapat dijadikan
calon indukan ditujukan terhadap dua kepentingan yaitu sebagai pengganti
indukan baru dan sebagai pengembangan usaha dengan cara menambag populasi induk
(Nurdin, 2011).
Pemeliharaan sapi dara yang baik, birahi pertama sapi dara dapat terjadi
pada umur 14-16 bulan. Birahi pertama lebih banyak ditentukan dari kondisi dan
besar atau bentuk tubuh ternak dibandingkan dengan dewasa kelaminnya (Tutik dan
Sutarto, 1996). Sapi FH atau keturunannya dapat beranak pertamma kali pada umur
24-30 bulan, apabila tata laksana, kualitas dan kuantitas pakan sapi dara
terpenuhi (Sudono et al., 2003). Periode pemeliharaan dari sapi dara saat
disapih ke beranak pertama kali secara alami dibagi kedalam dua tingkatan yaitu
dari saat disapih ke perkawinan pertama kali dan saat perkawinan pertama kali dan beranak, tujuan pemeliharaan sapi
dara agar mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimum serta dewasa
kelamin awal dengan menggunakan biaya seminimal mungkin (Williamson dan Payne,
1993).
2.2. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dengan kualitas yang
baik perlu diberikan pada ternak sapi dara, pada umumnya pakan dibedakan
menjadi dua yaitu pakn hijauan dan pakan konsentrat atau pakan penguat (Tutik
dan Sutarto, 1996). Pemberia pakan pada sapi dara yang dirawat secara intensif
biasanya diberikan pakan hijauan dan pakan konsentrat seperti jagung giling,
dedak halus, bungkil kelapa, ampas tahu dan tetes. Bahan pakan hijauan biasanya
diberikan sebanyak kira-kira diberikan sebayak 10% dari bobot badan dan pakan
konsentrat sebanyak 2-3 kg berat segar, dengan frekuensi pemberian hijauan 2-3
kali dan kosentrat 1-2 kali dalam sehari(AAK, 2012).
Pemberian pakan pada sapi dara terdiji dari hijauan dan konsentrat denga
perbandingan 60 : 40 dan biasanya diberikan sebanyak dua kali perhari yaitu
pada pagi dan sore hari (Nurdin, 2011). Komposisi ransum harian harus berimbang
agar memperoleh manfaat gizi secara optimal dengan setiap kandungan nutrisi
yang tepat yang disesuaikan dengan jenis ternak, umur dan tujuan produksi
ternak tersebut (Akoso, 2000).
2.2.1. Pakan Hijauan
Pakan hijauan merupakan semua tumbuhan yang dapat diberikan kepada ternak atau
dimakan oleh ternak tanpa menimbulkan gangguan untuk hidup pokok, produksi
maupun reproduksi ternak tersebut (Parakkasi, 1983). Pakan hijauan merupakan
bahan pakan utama yang diberikan kepada ternak perah sebagai makanannya,
sedangkan konsentrat hanya sebgaai bahan tambahan atau pakan penguat (Soedono,
1983). Hijauan merupakan sumber energi yang relatif murah dan mudah didapat,
tetapi sapi perah belum mampu memenuhi kebutuhan pokok, produksi dan reproduksi
dari hijauan saja sehingga perlu adanya tambahan pakan konsentrat atau pakan
penguat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang kurang (Siregar, 1995).
2.2.2. Pakan Konsentrat
Pakan konsentrat atau pakan penguat adalah pakan yang mengandung nutrisi
tinggi dengan kadar serat yang rendah. Peranan pakan konsentrat adalah untuk
meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan
untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 2000). Bahan pakan konsentrat
biasaya berasal dari campuran bahan pakan biji-bijian, umbi-umbia dan konsentrat
dengan protein tinggi berasal dari tanaman seperti ampas tahu dan sisa
pembuatan minyak (Williamson dan Payne, 1983).
Penggunaan konsentrat atau pakan penguat diberikan lebih banyak
dibandingkan dengan hijauan apabila pakan
hijauan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang kurang bagus
seperti jerami (AAK, 2012). Konsetrat memiliki kadar serat kasar rendah, mudah
dicerna dan kandungan protein relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hijauan
maupun rumput, dengan demikian makanan konsentrat berfungsu untuk menutup
kekurangan dalam hijauan maupun rumput (Syarief dan Sumoprastowo, 1990).
2.3. Kebutuhan Nutrisi Sapi Dara
Dalam pemberian pakan hal yang perlu diperhatikan adalah mengetahui besar
kebutuha nutrisi pakan sapi yang dibutuhkan dan mengetahui tingkat kualitas
pakan yang akan diberikan kepada ternak sesuai dengan produksi ternak tersebut
(Santosa, 2010). Untuk kebutuhan nutrisi sapi dara yang baru saja lepas sapih
umur 3-6 bulan, paka starter (calf starter) mulai digantikan dengan formula
pakan konsentrat dengan komposisi pakan protein kasar lebih dari 16% dan TDN
lebih dari 70%. Pemberian pakan konsentrat dilakukan dengan cara bertahap dan
dibatasi pengguanaanya maksimum 2 kg/ekor/hari dan untuk sapi dara umur 6 bulan
keatas diberi pakan hijauan rumput 20 kg/hari/ekor yang mengandung 12% atau 13%
protein kasar (Nurdin, 2011).

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah Capita Farm Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. PKL
dilaksanakan mulai tanggal 18 Januari 2016 sampai 18 Februari
2016.
Materi
Materi yang dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah sapi dara. Peralatan
yang digunakan berupa pita ukur dan tali
raffia untuk mengukur lingkar dada untuk mengetahui bobot badan, timbangan gantung untuk mennimbang pakan, ember untuk tempat konsentrat,
mesin copper untuk pencacah rumput, dan alat tulis untuk mencatat.
Metode
Metode yang dilakukan adalah dengan ikut bekerja dan pengamatan secara langsung pada peternakan tersebut. Data yang diambil antara lain bahan pakan yang diberikan, jumlah pakan
yang diberikan, frekuensi pemberian pakan dan konsumsi jumlah pakan ternak sapi
perah dara. Konsumsi pakan dilakukan dengan cara jumlah pakan yamg diberikan
dalam satu hari dikirangi sisa pakan dalam satu hari.
Kegiatan
|
Bulan
|
||||||||||||||||||||
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
|||||||||||||||||
Persiapan
|
*
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
|
|
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
|
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunanlaporan
|
|
|
|
|
|
|
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
|
|
|
|
Konsultasi
|
*
|
*
|
*
|
|
|
|
|
|
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
*
|
|
|
Ujian PKL
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*
|
|
JADWAL KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. 2000.
Kesehatan Sapi Panduan Bagi Petugas Teknis, Penyuluh, Mahasiswa dan Peternak.
Kanisius, Yogyakarta.
Nurdin, E. 2011. Manajemen
Sapi Perah. Graha Ilmu, Yogyakarta
Parakkasi, A. 1983. Ilmu
Gizi Ternak Ruminansia Pedaging. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bohor,
Bogor.
Santosa, U. 2010.
Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar Swadaya, Depok.
Sudono, A., R.
F. Rosdianadan B. Setiawan. 2003. PetunjukPraktisBeternakSapiPerahSecaraIntensif.
AgromediaPustaka, Jakarta.
Syarief, M. Z. dan
C. D. A. Sumoprastowo.1985.TernakPerah. CV. Yasaguna. Jakarta.
Tutik, N. S. dan
Sutarto.1996. Beternak Sapi Perah. PT. Musi Perkasa Utama, Jakarta
Williamson, G. dan W. J. A. Payne.1993. PengantarPeternakan di Daerah
Tropis.GadjahMada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkanoleh : S. G. N.
DjiwaDarmadja).
DAFTAR KUESIONER
1. IdentitasPerusahaan
- Nama Perusahaan
- Alamat Perusahaan
- Nama Pemimpin Perusahaan
- Sejarah Perusahaan
- Nomor izin usaha
- Struktur Organisasi Perusahaan
- Letak Perusahaan
- Luas Lahan
- Status Lahan
- Milik Sendiri
- Sewa
l.
Penggunaan Lahan
- Aset yang dimiliki
·
Bangunan
·
Rumah
·
Kendaraan
·
Mesin
- Lahan
2. KondisiTernak
- Jenis / Bangsa sapi yang dipelihara
- Jumlah sapi yang dipelihara
- Bunting
- Laktasi
- Pedet : Jantan , Betina :
- Dara
- Pejantan
- Asal bibit ternak
3. Pakan dan Minum
- Sumber pakan
- Jenis pakan yang diberikan
- Jumlah konsentrat yang diberikan per hari
- Jumlah hijauan yang diberikan per hari
- Jumlah air minum yang diberikan
- Waktu pemberian pakan dan minum
5. Sanitasi dan Penyakit
a. Cara
sanitasi
b. Penyakit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar